Resume buku:
BUNGA RAMPAI PSIKOLOGI MANAJEMAN
(Kumpulan Karya Tulis mengenai Psikologi Terapan kepemimpinan Dalam Manajemen dan Administrasi Melalui Pendidikan dan Latihan)
Penulis: Dr. H. Mohamad Surya
Di terbitkan oleh:Penerbit Ilham jaya
Tahun terbit:1994
Tempat terbit:Bandung
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
DALAM MANAJEMEN.
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI.
Hubungan antar manusia dapat diartikan sebagai bentuk upaya menterpadukan individu dalam suatu organisasi untuk memberikan motivasi agar melakukan tindakan secara koperatif, efektif dan produktif, dalam suatu tim kerja yang harmonis serta memberikan kepuasan (ekonomis, psikologis, social) kepada semua pihak dan mencapai tujuan organisasi,
Fungsi hubungan antar manusia dalam manajemen dan organisasi adalah memotivasi para inidvidu / karyawan untuk bekerja secara produktif dengan keterpaduan antara kebutuhan pribadi dan tujuan organisasi.
Hubungan antar manusia tidak sekedar untuk memperhatikan manusia, tetapi membuat sekelompok manusia untuk bergairah, menyadari akan tujuan kelompoknya, menanamkan kerjasama yang di dasari atas unsur-unsur sebagai berikut:
1.Komunikasi yang efektif
2.Rasa tanggung jawab yang tinggi
3.Menyadari adanya kepemimpinan dalam kelompok.
4.Menyadari adanya peranan dan tanggungjawab sebagai anggota.
5.Adanya pertumbuhan norma-norma kelompok yang dapat mempengaruhi pola perilaku anggotanya.
6.Adanya suatu pengambilan keputusan yang diadasarkan pada consensus kelompok.
Motivasi dan komunikasi adalah inti aktivitas hubungan antar manusia.
B. HUBUNGAN ATASAN-BAWAHAN.
Hubungan atasan-bawahan menggambarkan suatu situasi saling ketergantungan antar manusia dan membutuhkan: (1) Pemahaman terhadap atasan dan dunianya sebagaimana halnya situasi dan kebutuhan sendiri. (2) Penggunaan pemahaman tersebut untuk mengembangkan dan memelihara hubungan kerjasama yang sehat antar diri sendiri dengan atasan.
Mengembangkan dan memelihara hubungan atasan-bawahan antara lain dengan cara:
1.Mengembangkan gaya kerja yang harmonis,
2.Ekspektasi yang saling berkaitan,
3.Adanya alur informasi,
4.Kecakapan dalam saling ketergantungan kejujuran,
5.Mengambangkan waktu dan sumber secara bijaksana.
C. HUBUNGAN SEJAWAT.
Hubungan sejawat mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) terjadi kontak dalam status yang sejajar. (2) pasangan hubungan bekerja atas dasar tujuan dan standar penampilan yang berbeda. (3) karena kedua hal itu, hubungan sejawat merupakan kontak yang dapat lebih sulit, lebih lama, dan kontak tawar-menawar.
Ada empat macam hubungan sejawat yang saling terjadi yaitu:
1.Hubungan arus kerja,
2.Hubungan pelayanan,
3.Hubungan kepenasehatan (advisory), dan
4.Hubungan audit.
D. HUBUNGAN DENGAN KELOMPOK KERJA.
Kelompok adalah suatu perangkat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam organisasi ada kelompok formal dan kelompok informal. Dengan menjadi anggota suatu kelompok individu dapat memperoleh kepuasan dalam :
(1) Kebutuhan social dan afiliasi,
(2) Kebutuhan indentistas, rekognisi, dan harga diri,
(3) Kebutuhan rasa aman dan kekeuasaan,
(4)Kebutuhan lain seperti untuk memperoleh: persepsi dan norma / kerja, informasi, mengurangi kebosanan, dukungan sejawat, dsb.
(5)
Dalam orgaisasi, adanya kelompok (formal dan informal) sekurang-kurangnya berfungsi sebagai berikut:
1.Sosialisasi bagi karyawan baru,
2.Membantu pekerjaan terlaksasa,
3.Membantu dalam pembuatan keputusan.
Keefektifan suatu kelompok dipengaruhi oleh: (1) ukuran kelompok, (2) hambatan jarak/ruang. (3) kelompok dalam kelompok, (4) norma-norma kelompok.
Konflik intra dan antar kelompok dapat menghambat hubungan antar, manusia dalam organisasi dan manajemen. Konflik dapat terjadi karena beberapa sebab antara lain: (1) perbedaan tujuan kelompok, (2) perbedaan dalam perspektif, (3) kompetisi dalam karena ketergantungan kepada sumber-sumber yang terbatas, (4) penataan kerja.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.
1. PENGERTIAN.
Dari beberapa hal yang menjadi karakteristik pengertian manajemen yaitu: (1) adanya unsur kiat dan ilmu dalam kegiatan manjemen, (2) adanya tujuan yang ingin dicapai melalui upaya manusia, (3) adanya sejumlah kegiatan dan fungsi, (4) adanya objek baik barang maupun manusia, dengan titik berat pada unsur manusianya.
Untuk mencapai tujuan organisasi, manajer harus mampu melaksanakan tugas-tugas dasar sebagai berikut:
Planning (perencanaan): menetapkan bagaimana tujuan organisasi dapat tercapai.
Organizing (pengorganisasian): menetapkan dan menata sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Staffing (pengaturan staf): menetapkan dan mendapatlan macam pekerja (personil) yang diperlukan unutk mencapai tujuan.
Directing (pengrahan) : mengarahkan pesonil unutk mencapai tujuan.
Controlling (pengendalian): membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan unutk penilaian dan koreksi.
Dalam berbagai jenis dan tingkat manajemen unsur manusia merupakan inti dari keseluruhannya kegiatan manajemen. Oleh karena itu unsur manusia pada dasarnya merupakan sumber daya utama yang harus mendapat prioritas dalam pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. Hal ini berarti bahwa keberehasilan suatu organisasi akan banyak tergantung pada sampai sejauh mana para manajer telah mengoptimalkan segala daya manusiawi dari subjek-subjek yang ada di dalamnya. Dengan demikian maka manajemen sumber daya mansuia merupakan salah satu jenis manajemen yang harus dilaksanakan oleh para manajer.
2. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.
Para manajer harus menjadikan unsur sumber daya manusia ini sebgai jantungnya kegiatan manajemen secara keseluruhan dalam upaya mencapai tujuan. Para manajer harus mencari, memilih, mendorong, mengembangkan manusia-manusia yang bermutu tinggi sesuai dengan tuntunan dan kebutuhan organisasi. Para manajer yang berkenaan dengan enam fungsi kegaitan yang harus dilaksakan. Keenam fungsi tersebut adalah:
1.Perencanaan, rekrutmen, dan seleksi.
Tugas awal dari manajer adalam kaitan sumber daya manusia adalah merencanakan, mencari dan menyeleseikan manusia-manusia yang dipandang memiliki kualitas kompetensi yang sesuai dengan tunutnan pencapaian tujuan organisasi. Perencanan sumber daya manusia adalah memperkirakan tuntuan kebutuhan tenaga manusia untuk masa-masa yang akan datang. Rekrutmen adalah upaya untuk menjaring tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan terbaik dari tenaga-tenaga yang telah direkrut untuk selanjutnya digunakan dalam kegiatan organisasi.
2.Pelatihan dan pengembangan.
Pelatihan dan pengembangan dirancang untuk membantu individu, kelompok, dan organisasi agar menjadi lebih efektif. Penelitian diperlakukan sebab orang, tugas-tugas dan organisasi senantiasas berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan lingkungan. Pelatihan dan perkembangan dimulai sejak indivdiu bergabung alam organisasi dan terus berlanjut sepanjang karirnya dalam lingkup yang lebih luas, pelatihan dan pengembangan sering disebut sebagai pengembangan organisasi dengan maskud agar orang dalam organisasi dapat berbuat lebih produktif.
Aspek lain dari pelatihan dan pengembangan adalah perencaan dan pengembangan karir, dan penilaian unjuk kerja personil. Perencaan mencapainya sesuai dengan perkembangan organisasi. Penilaian unjuk kerja dimaksudkan untuk mengatahui derajat kualitas perstasi ynag ditujukan oleh para personil dengan tujuan memperbaiki dan mengembangkan.
3.Kompensasi
Keompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan kepada para personil atas kontribusinya tehadap organisasi. Imbalan jasa ini hendaknya sesuai dengan kualitas kontribusi yang diberikan serta memberi dampak motivasi dan pengembangan bagi para personil, imbalan ini meliputi hal-hal sebagai ebrikut:
a.Upah, berupa uang yang diteriuma atas jasa yang diberikan.
b.Keuntungan, yang berupa tambahan financial disamping upah yang diterima secara tetap.
c.Non-finansial, yaitu imbalan jasa yang diterima oleh personil yang bukan berupa uang baik material maupun non-material.
4.Keselamatan dan Kesehatan.
Keselamatan mencakup perlindungan kepada personil / karyawan dari kecelakaan yang mungkin timbul dalam kaitan dengan tugas-tugasnya. Kesehatan adalah perlindungan agar para personil / karyawan merasakan bebas dari sakit tercapainya kondisi kesehatan yang memadai. Keselamatan kerja dan kesehatan haruis dapat diwujudkan agar para personil dapat bekerja dengan efrektif dan produktif.
5.Hubungan antar peronil.
Hubungan antar pesonil merupakan salah satu fungsi dan manajemen sumber daya manusia. Para pesonil / karyawan seyogianya mendapat penataan yang sebaik-baiknya agar terorganisirkan secara baik. Dengan demikian segala kepentingan mereka dapat terwadahi dalam suatu organisasi yang baik sehingga dapat berperan sebagai jembatan antar personil dan antar karyawan dengan pimpinan.
6.Penelitian personil.
Bagi para manajer, lingkungan seyogianya dapat dianggap sebagai lapangan unutk penelitian personil. Dengan penelitian ini dapat diketahui berbagai aspek yang berkaitan dengan efektifitas sumber daya manusia dalam organisasi.
3. LINGKUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajer sumber daya mansia harus berinteraksi dengan manajer lain yang secara bersama-sama, untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh Karena itu pada hakekatnya, setiap manajer adalah manajer sumber daya manusia. Mengelola sumber daya manusia, tidak mungkin dilakukan dalam suasana vakum, melainkan dalam suasa di aman terjadi interaksi yang saling berkaitan dengan berbagai factor. Ada sejumlah factor yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam kegiatan manajemen sumber daya manusia. Factor-faktor itu dapat dikelompokan menjadi dua besar yaitu: (1) lingkungan eksternal dan (2) lingkungan internal.
Yang tergolong dalam lingkungan eksternal adalah:
a.Pemerintah dengan berbagai legislasi yang menjadi landasan pengaturan kegiatan secara keselurahan.
b.Pelanggan terhadap produk-produk organisasi / perusahaan.
c.Organisasi karyawan.
d.Masyarakat luas
e.Teknologi.
f.Angkatan kerja
g.Pesaing organisasi / perusahaan
h.Pemiliki atau pemegang saham.
Yang termasuk lingkungan internal adalah:
a.Tujuan organisasi / perusahaan
b.Kebijakan organisasi / perusahaan.
c.Iklim organisasi, yang mecakup:
a.Keefektifan komuniaksi.
b.Motivasi
c.Gaya kepemimpinan.
MOTIVASI DALAM KEPEMIMPINAN
A. PENGANTAR.
Salah satu aspek kepemimpinan selaku manajer adalah motivasi, yaitu memberikan dorongan kepada semua sumber daya manusia yang menjadi tanggung jawabnya agar mampu melaksanakan fungsi-fungsinya secara tepat dan produktif.
B. KONSEP DAN TEORI MOTIVASI.
Memahami motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi para pimpinan dalam organisasi atau lembaga, karena beberapa alasan yaitu: (1) orang-orang harus didorong untuk bekerjasama dalam organisasi dan senantiasa berada dalam situasi itu, (2) para karyawan harus senantiasa didorong untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan tuntunan kerja, (3) motivasi merupakan hal yang penting dalam memelihara dan mengembangkan sumber daya manusia dalam organisasi.
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu ynag terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Motivasi mempunyai karakteristik: (1) sebagai hasil dan kebutuhan, (2) terarah kepada suatu tujuan, (3) menopang perilaku. motivasi dapat dijadikan dasar sebagai dasar penafsiran, penjelasaan, dan mendorong individu untuk melakukan tindakan yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan, sehingga dalam bentuk yang sederhana, motivasi dapat digambarkan dalam kerangka: motif – perilaku - tujuan.
Setiap orang selalu terdorong untuk melakukan tindakan yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bilamana tujuan itu dapat tercapai, maka kemungkinan ia akan memperoleh kepuasaan. Akan tetapi, tidak selamanya setiap perbuatan itu dapat mencapai tujuan yang diinginkan menghasilkan kepuasan. Dalam situasi sepereti itu individu akan mengalami kegagalan keadaan yang disebut frustasi. Dalam keadaaan frustasi ini ada dua kemungkinan tindakan sebagai reaksi seseorang terhadap kegagalan dan kekecewaannya, yaitu tindakn yang tergolong konstruktif, dan tindakan yang tergolong defensif.
Reaksi yang tergolong konstruktif adalah apabila individu mampu menghadapi kegagalan itu secara realistik dan mampu melakukan tindakan untuk mengulangi kegagalan secara realistik dan dapat dibenarkan menurut norma yng berlaku. Reaksi yang tergolong perilaku defensif, adalah bentuk perilaku reaksi yang ditujukan untuk mempertahankan atau melindungi dirinya dari kegagalan yang dihadapi.
Dari bentuk perwujudannya, ada beberapa perilaku defensif sebagai reaski frustasi yang disebut:
1)Rasionalisasi, yaitu dengan jalan mencari-cari dalih atau alasan untuk menutupi kegagalanya,
2)Proyeksi, yaitu melemparkan sebab-sebab kegagalannya kepada pihak di luar dirinya.
3)Kompensasi, yaitu mencari sukses dalam bidang lain untuk menutupi kegagalan dalam satu bidang,
4)Regresi, yaitu berprilaku kekanak-kanakan.
5)Menarik diri, yaitu menghindarkan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan baik secara psikis maupun fisik,
6)Represi, yaitu dengan menekan atau melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan,
7)Agresi, yaitu perlawanan atau penyerangan terhadap hal-hal yang dianggap sebagai penyebab kegagalannya
8)Sublimasi, yaitu menncari penyaluran atau tujuan pengganti,
9)Cemas tak berdaya, yaitu keadaan diam tak berdaya tanpa melakukan apa-apa.
TEORI MOTIVASI.
Teori-teori motivasi dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu teori dengan pendekatan (1) isi (content), (2) proses, (3) penguatan..
Teori jenjang kebutuhan (A. MAslow)
Menurut maslow ada lima tingkatan kebutuhan dalam diri manusia mulai dari yang paling dasar sampai ke yang paling tinggi, yaitu
1)Kebutuhan jasmaniah (biologis),
2)Kebutuhan memperoleh rasa aman,
3)Kebutuhan sosial,
4)Kebutuhan memperoleh harga diri, dan
5)Kebutuhan aktualisasi diri.
Teori motif berprestasi (McClelland)
Menurut McClelland, pada dasarnya dalam diri setaiap orang terdapat kebutuhan untuk melakukan perbuatan dalam memperoleh hasil yang sebaik-baiknya. Kebutuhan ini disebut sebagai kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) dan mendorong individu untuk melakukan perbuatan sebaik mungkin. Setiap manusia mempunyai kualitas tingkatan motif berprestasi yang berbeda satu dengan lainnya. Ada yang bermotif tinggi dan adad yang bermotif rendah. Menurut McClelland, orang yang tergolong bermotif tinggi dengan ciri yaitu:
1)Menyenangi situasi yang menurut tanggung jawab pribadi untuk menyeleseikan masalah,
2)Cenderung mengambil resiko yang moderat dibanding dengan resiko rendah atau tinggi, dan
3)Selalu mengharapkan balikan nyata (concrete feedback) dari semua unjuk kerja yang telah dilakukan.
4)Bedasarkan teori ini para pimpinan di lingkungan organisasi diharapkan mampu menumbuhkan kebutuhan berprestasi di kalangan sumber daya manusia di dalamnya (terutama para karyawan).
Teori penguatan (Skinner)
Menurutb teori ini kuat atau lemahnya dorongan bagi seseorang melakukan suatu tindakan banyak tergantung pada factor-factor yang memperkuat atau memperlemah dari hasil tindakannya. Bila suatu tindakan menghasilkan sesuatu yang memuaskan, maka tindakan itu cenderung akan diperkuat. Dan sebaliknya apabila suatu tindakan menghasilkan sesuatu yang kurang memuaskan, maka tindakan itu cenderung akan diperlemah. Prinsip ini oleh Skinner disebut sebagai operant conditioning.
Menurut Skinner, setiap respons yang terjadi dari suatu stimulus, akan menjadi stimulus baru untuk kemudian menghasilkan resposn baru dan seterusnya. Ada empat macam penguatan yang dapat dilakukan oleh para pimpinan dalam mewujudkan perilaku yang tepat, yaitu:
1.Penguatan positif, yaitu memberikan penguatan terhadap tindakan yang dinilai positif dan baik
2.Penguatan negative, yaitu dengan membrikan penguatan untuk meninggalkan tindakan-tindakan yang dipandang negative atau kurang tepat,
3.Penghapusan, yaitu usaha menurunkan tindakan yang tidak dikehendaki dengan memberikan penguatan manakala tindakan itu terjadi,
4.Hukuman, yaitu dengan hukuman terhadap mereka yng melakukan tindakan yang dipanadang tidak sesuai dengan harapan terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan yang tepat.
C. PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI.
Salah satu fungsi pimpinan adalah memberikan motivasi kepada pihak yang dipimpinnya untuk melaksakan tugas-tugasnya dengan baik mungkin secara efektif dan produktif. Berdasarkan hal itu,m beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan adalah antara lain:
1.Prinsip kompetisi.
Persaingan secara sehat baik inter maupun antar pribadi. Kompetisi inter pribadi atau self competition adalah kompetisi dalam diri pribadi masing-masing dan tindakan atau unjuk kerja dalam dimensi tempat atau waktu. Kompetisi antar pribadi adalah persaingan antar individu yang satu dengan yang lain.
2.Prinsisp memacu.
Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada pemacu tertentu. Pemacu itu dapat berupa informasi, nasehat, amanat, peringatan, percontohan, dsb.
3.Prinsip ganjaran dan hukuman.
Ganjaran yang diterima oleh sesorang dapat meningkatakan motivasi untuk melakukan tindakan ynag menimbulkan ganjaran itu. Setiap unjuk kerja yang baik apabila diberikan ganjaran yang memadai, cenderung akan meningkatkan motivasi
4.Pemahaman hasil.
Perasaan sukses yang ada pada diri seseorang akan mendorongnya untuk selau memelihara dan meningkatkan unjuk kerjanya lebih lanjut. Dalam kaitan ini para pimpinan seyogianuya selalu memberikan balikan kepada setiap unjuk kerja yang telah dihasilkan oleh setiap anak-anak buah. Umpan balik ini akan bermanfaat untuk mengukur derajat unjuk kerja yang telah dihasilkan untuk keperluan perbaikan dan peningkatan selanjutnya.
5.Pengembangan minat.
Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya bahwa memotivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkuan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.
6.Lingkungan yang kondusif.
Lingkungan kerja yang kondusif baik lingkungan fisik, social maupun psikologis dapat menumbuhkan dan mengambangkan motif untuk bekerja dengan baik dan produktif.
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN.
1. PROSES MANAJEMEN.
Berdasarkan fungsinya, proses manajemen mencakup keseluruhan aktivitas yang melibatkan unsur-unsur sebagai berikut:
a.Menghubungkan dengan lingkungan eksternal dan internal.
Mencakup seluaruh manajer bertindak mewakili organisasi / peruisahaan dalam berhubungan dengan lingkungan untuk memperoleh sumber-sumber, bahan bakiu san dukungan untuk mempertahankan keberadaam dan kelangsungan organisasi / perusahaan. Lingkungan eksternal meliputi unsur-unsur pemerintah. Laggganan/ pemakai. Pemasok, kelompok relasi dan para pesaing. Lingkungan internal terdiri dari para manajer, karyawan dan mencakup aspek perilaku dan motivasi manusia.
b.Planning (perencanaa)
Perencanaan adalah proses yang dilakukan oleh organisasi untuk mengimbangi ketidak-pastian masa depan, kegiatan ini mencakup:
(1)Merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai,
(2)Mengembangkan asumsi tentang lingkungan dalam kaitan dengan pencapaian tujuan,
(3)Indetifikasi dan memilih alternative tindakan untuk mencapai tujuan.
(4)Memulai kegiatan yang diperlukan dengan menterjemahkan rencana menjadi kegiatan.
(5)Secara kritis mereview dan menilai hasil tindakan.
c.Organizing (menngorganisasikan)
Organizing adalah proses menata karyawan dan tugas-tugasnya saling berkaitan dengan satunya dalam upaya mencapai tujuan.
d.Staffing dan human resources management ( pengaturan staf dan pengelolaan sumber daya manusia)
Yaitu proses memilih dan mengembangkan karyawan yang kompeten agar mencapai tujuan organisais. Dalam aspek ini termasuk pula pengembangan system ganjaran untuk menunjang motivasi para karyawan.
e.Leadership dan interpersonal Influence ( Kepemimpinan dan pengaruh antarpribadi)
Aspek ini merupakan suatu proses mengajak individu (sebaya / sejawat, atasan, bawahan dan relasi) atau kelompok untuk mengembangkan kemauan dan keharmonisan dalam mencapai tujuan.
f.Controling (pengendalian)
Proses untuk memproleh jaminan efisiensi penggunaan sumber-sumber dan pencapaian tujuan organisasi. Proses mencakup:
(1)Menetapkan standar unjuk kerja,
(2)Membandingkan unjuk kerja dengan rencana,
(3)Melakukan upaya mengembangkan hasil-hasil yang telah dicapai dan memperbaiki beberapa kesalahan yang masih ada.
2. MENJADI MANAJER.
Keberhasilan dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain masing-maisng pribadi beserta latar belakangnya, lingkungan organisasi, dan lingkugan sosial. Untuk menjadi manajer, dapat ditempuh dengan acara-cara sebagai berikut:
a.On the job tyraining, yaitu melakukan latihan dalam jabatan dan tugas-tugas yang dipegang.
b.Melalui pendidikan formal, yaitu dengan mengikuti pendidikan formal yang diprogramkan untuk mengembangkan manajer propesional.
c.Kombinasi antara kedua cara diatas, yaitu sambil mengikuti pendidikan formal juga melakukan tugas-tugas sebagai latihan untuk mengembangkan diri menjadi manajer.
TUGAS-TUGAS MANAJER.
Semua posisi manajer akan menuntut untjuk kerja fungsi-fungsi menajemen. Dalam penampilan unjuk kerja setiap manajer akan terjadi beberapa variasa atau perbedaan,. Perbedaan-perbedaan unjuk kerja manajer tergantung posisinya berdasarkan;
a.Tingktan manajemen.
b.Tugas-tugas.
c.Personal (pribadi)
d.Keorganisasian
e.Lingkungan.
1. PENAMPILAN BERDASARKAN TINGKTAN MANAJEMAN>
Level atau tingkatan manajemen biasanya dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu top management, middle management, dan First line management.
First line management atau supervisor.
Manajer dalam tingkatan ini merupakan kelompok yang paling besar jumlahnya. Kebanyakan orang masuk kegiatan manajeman untuk pertama kali biasanya pada tingkatan ini sebagai supervisor. Ia bertanggung jawab untuk melaksanakan pengawasan pelakasanaan tugas-tugas yang telah di gariskan oleh manajer tingkatan di atasnya.
Middle managers.
Manajer dalam tingkatan ini merupakan penengah atau penghubung antara manajer tingkat atas (top) dengan manajer tingkat bawah. Ia bertanggung jawab untuk menjabarkan kebijaksanaan atau keputusan dari manajer atas, untuk dilaksanakan pada tingkat oprasional. Sebagaan besar kegiatannya digunakan untuk melakaukan tugas-tugas kordinasi kerja dan menunjang kebijaksaan pihak atasan.
Top managers.
Manajer pada level ini merupakan pejabat pembuat keputusan dan kebijaksanaan umum dari organisasi yang dikelolanya. Oleh karana itu banyak terlibat dalam fungsi-fungsi perencaan dan kepemimpinan. Waktu yang digunakan sebagian besar untuk berhubungan dengan pihak luar (langganan, relasi, dsa) disamping dengan staf dan bawahannya untuk kegiatan–kegiatan pengembangan organisasinya.
2. PENAMPILAN BERDASARKAN MACAM TUGAS DALAM MANAJEMEN.
Dalam kegatan manajemen, pada garis besarnya ada dua macam tugas dalam manajemen yaitu (1) line manager, dan (2) staff manager. Untuk unjuk kerja line manager berbeda dengan staf manager. Line manager, merupakan anggota organisasi yang mengelola aspek-aspek kegiatan yang secara langsung berkaitan dengan pencapaian tujuan. Kegiatan ini terjadi karena adanya gharis komando. Sedangkan staff manager, merupakanm anggota organisasi yng melakukan penyuluhan, nasehat, dan keahlian untuk membantu kegiatan line manager dan unit-unitnya untuk mencapai tujuan.
3PENAMPILAN BERDASARKAN PRIDASI (PERSONAL)
Sebagai individiu, penampilan unjuk kerja manajer dalam berbagai tingkatan, tugas, organisasi, akan menujukan keunikan atau perbedaan berdasarkan karakteristik pribadinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi antara lain: Pendidkan, poengalaman, kecakapan, dan kepribadian.
4. PENAMPILAN BERDASARkAN KEORGANISASIAN.
Perbedaan dalam tujuan, tugas dan iklim kerja organisasi dapat mempengaruhi unjuk kerja tugas-tuigas manager. Dalam beberapa hal, semua organisasi mempunyai kesamaan karaketristik yaitu mempunyai tujuan, penampilan kerja, iklim kerja. Akan tetapi masing-masing organisasi memiliki keunikan sendiri-sendiri seperti dalam sejarah perkembangannya, krisis yang dihadapi, usia, kepemimpiann dsb.
5. PENAMPILAN BERSDASARKAN LINGKUNGAN.
Lingkungan tempat organnisasi berada akan mempengaruhi pola-pola penampilan unjuk kerja manajer dalam melakukan tugasnya. Perbedaan lingkungan dapat terjadi karena berbagai dimensi yaitu:
Dependence atau independence (keterganrtungan-kebebbasan)
Teknologi.,
Simplicity atau comnplexity (sederhana atau canggih)
Static atauy dinamyc (statis dan dinamis)
6KEBERHASILAN MANAJER. .
Keberhasilan para manajer banyak dipengaruhi oleh berbagai factor baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan manajer adalah:
1.Faktor individual.
a.Memiliki kecakapan, baik kecakapan terkandung maupun kecakapan nyata yang berkaitan dengan substansi manajemen dan tehnik manajemen.
b.Memiliki motivasi untuk berprestasi (mencapai hasil sebaik mungkin)
c.Memenuhi role clarity yaitu memahami perilaku apa yang diperlukan untuk unjuk kerja yang sebaik-baiknya.
2.Padanan (matching) antar idnividu dengan tuntutan tugas-tugas.
3.Aspek organisasi yang meliputi, struktur, suasana kerja, hubungan komunikasi dan kepemimpinan.
Beberapa factor yang menjedi indikator dari manajer yang sukses antara lain:
1.Mengelola.
Secara rapi mengatur berbagai aktivitas yang diperlukan berdasarkan aturan-aturan, kebijaksaan, dan prosedur organsiasi.
2.Mengetahui tugas.
Memahami tugas-tugas yng harus dilaksanakan termasuk memiliki keahlian yang diperlukan untuk melaksankan tugas tersebut.
3. Berorientasi ke depan dan perencanaan.
Mengingatkan hal-hal yang mungkin dihadapi dimasa depan dan menyiapkan serangkaian tindakan dan sumber-sumber pendukung untuk menghadapinya.
4. Inovatif.
Memiliki kualitas kemampuan untuk menemukan dan menerapkan gagasan-gagasan, metode, tehnik atau proes yang baru untuk memperbaiki cara-cara yang telah dilaksanakan.
5. Berkomunikasi yang banyak.
Memiliki kualitas kemampuan dalam mengkomunikasikan hal-hal yang paling (masalah, hambatan, kemajuan, instruksi, permintaan, pengarahan, dsb) kepada atasan, sejawat dan bawahan.
6. Berinisiatif.
Mengenai tindakan yang diperlukan secara tepat dengan tindakan yang lebih orisinil dan bukan sekedar respons terhadap suatu peristiwa.
7. Tanggung jawab.
Derajat mengambil tanggungjawab dan kewajiban dalam cara-cara yang dapat diandalkan tanpa harus banyak diawasi.
8. Memelihra hubungan kerja yang baik.
Meningkatkan hubungan keharmonisan dan kerjasama dengan pasagan kerja yang mengarah kepada berkurangnya tekanan (stress) pribadi dan meningktakan produktivitas.
9. Menjadi penjual yang baik (be a good salesperson);
Meyakinkan perihal lain akan seluruh aspek-aspek manajerialnya, sehingga memberikan dukungan bagi keberhasilan organisasi.
10. Membuat keputusan.,
Membuat berbagai tindakan tepat dari sejumlah alternatif yang dikembangkan.
11. Melatih kepemimpinan.
Senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas kepemimpinan antara lain dengan jalan mendorong dan memperoleh hasil dari pihak lain.
12. Memilih dan mengembangkan personil.
Memilih personil-personil yang berkemampuan dan mengembangkannya secara efektif untuk menunjang organisasi.
07/01/2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar